Kopeklin.WahanaNews.co | India telah memerintahkan penyelidikan atas insiden kebakaran yang melibatkan kendaraan listrik Tata Motors.
Hal ini ditegaskan oleh seorang pejabat pemerintah pada Kamis, 23 Juni, setelah pembuat mobil asal India itu menggambarkannya sebagai "insiden termal yang terisolasi".
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Sebuah video di media sosial, yang menjadi viral, menunjukkan salah satu mobil listrik perusahaan dilalap api.
Video itu menunjukkan petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di kendaraan listrik Nexon (EV) di pinggiran kota Mumbai.
Namun beberapa media belum bisa memverifikasi video secara independen.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Menurut pejabat itu Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan, sebuah badan pemerintah, akan memimpin penyelidikan.
"Investigasi terperinci saat ini sedang dilakukan untuk memastikan fakta dari insiden termal terisolasi baru-baru ini yang beredar di media sosial. Kami akan membagikan tanggapan terperinci setelah penyelidikan lengkap kami," kata produsen mobil listrik terbesar India dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Tata mengatakan ini adalah insiden pertama, setelah menjual lebih dari 30.000 EV, yang sebagian besar adalah model Nexon-nya.
Insiden tersebut menyusul serentetan kebakaran e-skuter yang telah memicu penyelidikan oleh pemerintah India.
Temuan awal penyelidikan federal terhadap tiga pembuat skuter elektronik, termasuk Ola Electric yang didukung SoftBank, menemukan sel baterai dan modul yang rusak sebagai penyebab utama kebakaran, Reuters melaporkan bulan lalu.
Elektrifikasi adalah landasan agenda perubahan iklim dan pengurangan karbon Perdana Menteri India, Narendra Modi. EV juga dilihat sebagai cara untuk membantu India memotong tagihan impor minyaknya dan mengurangi polusi di kota-kota besar.
India ingin model listrik menyumbang 30% dari total penjualan mobil penumpang di negara itu pada tahun 2030.
Jumlah ini naik dari sekitar 1% saat ini, dan e-skuter dan e-bike menyumbang 80% dari total penjualan roda dua, naik dari sekitar 2%. [Tio]