Kopeklin.id | PT PLN (Persero) sukses menghasilkan oksigen medis sebanyak 2.654 tabung dalam satu tahun. Ini merupakan hasil inovasi dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Priok yang dioperatori anak usahanya PT Indonesia Power.
Menurut Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN, Syofvi Felienty Roekman, pengolahan gas buang menjadi oksigen medis ini merupakan inovasi PLN yang terinspirasi dari kasus gelombang dua pandemi Covid-19. Minimnya stok oksigen di rumah sakit ketika itu telah menggerakan PLN untuk bisa memproduksi tambahan oksigen medis.
Baca Juga:
Percepat NZE 2060, PLN Indonesia Power Perkuat Ekosistem Hidrogen dari Hulu ke Hilir
“Ini merupakan bentuk kontribusi PLN dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Melalui inovasi yang dilakukan Indonesia Power dan PT Pembangkit Jawa Bali menjadikan gas buang dari proses operasional PLTGU menjadi oksigen medis,” ujar Syofvi saat melihat langsung proses produksi oksigen di PLTGU Priok, Kamis (18/11/2021).
Produksi oksigen medis tersebut, menurutnya, akan tetap dilaksanakan oleh PLN ada atau tidak adanya pandemi. Pasalnya, selama ini kebutuhan oksigen di rumah sakit menjadi hal yang krusial.
Pengolahan gas buang menjadi oksigen ini juga rencananya tidak hanya dilakukan di Jawa Bali saja tetapi juga di seluruh Indonesia. Saat ini, PLN sedang melakukan uji coba pengolahan oksigen di PLTU Lontar.
Baca Juga:
Percepat NZE 2060, PLN Indonesia Power Perkuat Ekosistem Hidrogen dari Hulu ke Hilir
“Sumatera sedang kita kerjakan. Dan tidak hanya PLTGU, tapi juga di PLTU Lontar juga bisa menghasilkan oksigen. Dengan inovasi teknologi yang kita terus kembangkan, semoga ini bisa menjadi proyek kontribusi PLN untuk masyarakat,” tegas Syofvi.
Kapasitas 2 Juta Ton/Hari
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi, menjelaskan bahwa oksigen medis itu diperoleh melalui mekanisme ekstrasi senyawa hidrogen yang dihasilkan oleh Hydrogen Generator Plant. Fasilitas ini juga yang berfungsi untuk memproduksi gas hidrogen sebagai media pendingin generator.
“Dari sisi operasional pembangkit, yang dibutuhkan untuk media pendingin generator hanya gas hidrogen. Sementara oksigennya selama ini tidak dimanfaatkan dan dibuang ke udara,” ujar Ahsin.
Oksigen yang dibuang mempunyai purity sebesar 99 persen. Namun, terdapat kandungan karbon monoksida dengan kadar tinggi yang berbahaya jika dihirup manusia. Dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen, Indonesia Power Priok pun berinovasi agar oksigen dapat dimanfaatkan dan membantu tenaga medis dalam merawat pasien yang membutuhkan.
“Untuk itu dibuat sebuah fasiltas pemanfaatan oksigen yang berfungsi untuk memfiltrasi gas dan pengotor lain agar oksigen yang selama ini terbuang dapat dimanfaatkan serta aman untuk konsumsi manusia,” jelasnya.
Produk oksigen Indonesia Power Priok ini telah diuji di Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta. Dari hasil pengukuran, menunjukkan produk oksigen memiliki purity sebesar 99,9 persen dan kandungan impurity lain telah memenuhi standar gas medis. Kemampuan produksi oksigen Priok POMU adalah 10 meter kubik per hari.
Tak hanya di PLTGU Priok, PLN juga memproduksi oksigen di 19 pembangkit lainnya yang dikelola oleh Indonesia Power dan Pembangkitan Jawa Bali. Dengan total potensi produksi optimum oksigen bisa mencapai 2 juta ton per hari.
Ahsin mengatakan, untuk bisa memproduksi oksigen ini PLN tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Pasalnya, Hydrogen Generator Plant sudah menjadi satu komponen infrastruktur dalam PLTGU.
“Kemarin itu kita investasi cuman sekitar 250-300 juta rupiah saja hanya untuk membeli kompresor, katalis dan tabung penyulingannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ahsin menegaskan bahwa inovasi Indonesia Power menghasilkan oksigen medis dari PLTGU Priok ini merupakan bentuk apresiasi terhadap tenaga medis yang telah berjuang menangani pasien Covid-19.
“Seperti diketahui pandemi yang sudah hampir 2 tahun ini menimbulkan empati yang sangat dalam dan apresiasi sekaligus untuk para dokter dan para medis apa sih yang bisa kita lakukan untuk membantu meringankan ketemulah oksigen, oksigenlah kebutuhan sangan penting dimasa pandemi, saat itu terjadi kesulitan, saat itu kami langsung bergerak,” tegasnya. [Tio]