Kopeklin.WahanaNews.co | China mengklaim telah melihat tanda-tanda peradaban alien, setelah teleskop Sky Eye-nya diperkirakan telah menangkap berbagai sinyal aktivitas mahkluk asing itu.
China rupanya tidak mau ketinggalan dalam perburuan alien yang diluncurkan Amerika Serikat (AS) dan Rusia pekan ini.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Laporan itu agak diselimuti misteri, setelah Science and Technology Daily yang didukung pemerintah China menerbitkannya, sebelum kemudian menghapusnya lagi.
Tapi itu tidak menghentikan orang berspekulasi di jejaring sosial Weibo atas temuan tersebut, yang berkisar pada sinyal elektromagnetik pita sempit yang terdeteksi oleh Sky Eye.
Dikutip dari laman indy100, Rabu (15/6/2022), sejumlah tokoh dikutip dalam laporan itu, termasuk Zhang Tonjie, kepala ilmuwan dari tim pencari peradaban luar angkasa yang didirikan oleh Beijing Normal University, National Astronomical Observatory of the Chinese Academy of Sciences dan University of California, Berkeley.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Belum ada penjelasan, mengapa laporan yang diterbitkan itu kemudian dihapus.
Namun, laporan asli fokus pada temuan dari Sky Eye, teleskop radio terbesar di dunia, yang memulai pencarian kehidupan alien pada September 2020.
Seperti yang dibuktikan oleh laporan itu, ada sinyal mencurigakan yang terdeteksi pada tahun 2020, serta satu lagi pada tahun 2022, yang ditemukan ketika data dari target planet ekstrasurya sedang diselidiki.
Penyebab dan arti sebenarnya dari sinyal tersebut belum diungkapkan ke publik.
Namun, seperti yang dilaporkan Zhang, Mata Langit (Sky Eye) sangat penting dalam pencarian kehidupan asing di alam semesta.
Itu semua bisa menjadi semacam gangguan radio, pikiran, tapi kami lebih menyukai gagasan tentang menunjukkan kehidupan asing.
Apalagi belum lama Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin, mengumumkan bahwa mereka akan melakukan studi terhadap laporan UFO berdasarkan laporan yang diberikan oleh pilot.
Kepada saluran berita Rossiya-24, Rogozin mengatakan bahwa sebagian besar laporan kemudian dijelaskan sebagai "fenomena atmosfer dan fisik lainnya".
Namun, dia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa "kita mungkin menjadi subjek untuk beberapa pengamatan eksternal”. [Tio]