Kopeklin.WahanaNews.co | Chairman of the Board and CEO Freeport McMoRan Richard C. Adkerson mengatakan pihaknya telah menyiapkan tambahan investasi senilai 18,6 miliar dolar AS untuk menopang kegiatan operasional sepanjang 2021-2041.
Adkerson menyebutkan sepanjang 1970-2021, Freeport telah menginvestasikan hampir 20 miliar dolar AS dalam pengembangan operasi pertambangan di Papua itu.
Baca Juga:
Pelindungan Konsumen Sistem Pembayaran
"Kami berencana untuk menggelontorkan hampir 20 miliar dolar AS lagi dan kemudian lebih dari 3 miliar dolar AS di Gresik, untuk membangun smelter," katanya dikutip, Selasa (4/10/2022).
Secara rinci, berdasarkan bahan paparannya, investasi sebesar 18,6 miliar dolar AS itu terbagi menjadi 15,6 miliar dolar AS penanaman modal dan 3 miliar dolar AS untuk pengembangan smelter.
Adkerson mengakui Freeport telah mengeluarkan banyak dana untuk mendukung operasi pertambangan di pegunungan Papua itu. Ia bahkan menyebut orang yang menemukan tambang tersebut awalnya ragu soal pengembangan tambang tembaga itu.
Baca Juga:
Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
"Dari tahun 1970 hingga 2021 kami menginvestasikan hampir 20 miliar dolar AS dalam mengembangkan operasi ini, di Papua, di gunung, di mana orang yang menemukan tambang dan mengatakan tambang itu tidak akan pernah bisa dikembangkan," katanya.
Adkerson menambahkan, meski modal yang dikeluarkan begitu besar, namun dampaknya secara ekonomi sangatlah besar.
Ia menyebut sepanjang 1992-2022 atau 20 tahun periode kontrak, manfaat langsung yang diterima pemerintah Indonesia dalam bentuk pajak, royalti, biaya lainnya dan dividen mencapai hingga 23,1 miliar dolar AS.
"Ke depan, dengan operasi kami yang semakin berkembang dan pasar tembaga yang lebih baik, kami meyakini dalam 20 tahun ke depan setidaknya akan ada manfaat langsung senilai 80 miliar dolar AS," katanya.
Adkerson juga mengatakan peluang untuk jangka panjang masih sangat besar karena ada sumber daya bijih yang potensial untuk dikembangkan sebesar 3 miliar ton, tidak termasuk cadangan.
"Kita punya sumber daya, tidak termasuk cadangan bijih, tapi kami belum menggali sampai kedalaman itu untuk menemukan sumber daya yang mungkin kita dapat. Maka itu jadi peluang yang besar untuk semua stakeholders, pekerjanya, masyarakat sekitar, orang Indonesia hingga pemegang sahamnya," katanya.
Sejak Grasberg open pit selesai ditambang pada 2020, Freeport masih memiliki beberapa cadangan lain, seperti Deep Ore Zone Block Cave hingga 2022, Big Gossan Stope hingga 2038, Deep Mill Level Zone Block Cave hingga 2040, Grasberg Block Cave sampai dengan 2044, serta Kucing Liar Block Cave hingga 2052. [Tio]