Kopeklin.id | PT PLN (Persero) menyatakan bahwa sebanyak 8.500 pelanggan PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya telah menikmati Program Nyaman Kompor Induksi dengan total tambahan daya sebesar 13,8 juta Volt Ampere (VA).
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan mengatakan, Program Nyaman Kompor Induksi merupakan upaya menjaga kedaulatan dan ketahanan energi nasional.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Salah satunya, melalui konversi penggunaan kompor LPG ke kompor induksi, yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG secara bertahap. Sehingga, mendorong kemandirian energi.
"Saat ini impor LPG dari tahun ke tahun terus naik seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat. Pada 2024 diprediksi impor LPG bisa mencapai Rp 67,8 triliun," kata Doddy.
Dia menjelaskan, tak hanya terkait kemandirian energi, peralihan ke kompor induksi juga secara perlahan akan dapat menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan (current account defisit atau CAD) akibat impor LPG.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Tak hanya angka impor, langkah konversi ini diyakini bakal menekan subsidi LPG dalam APBN yang terus membengkak.
Pada 2022 saja, pemerintah menganggarkan Rp61 triliun untuk subsidi LPG, sebelum naik menjadi Rp 71,5 triliun pada 2024.
PLN memberikan harga spesial berupa diskon Biaya Penyambungan untuk tambah daya bagi pelanggan yang membeli kompor induksi.
Pelanggan yang membeli kompor induksi di marketplace akan mendapatkan voucher yang harus diinput di aplikasi PLN Mobile untuk mengaktifkan harga spesial tambah daya Nyaman Kompor Induksi.
Dalam gelaran Program Nyaman Kompor Induksi, Doddy menyampaikan bahwa pihaknya memberikan harga spesial bagi pelanggan berupa biaya tambah daya mulai 2.200 VA hingga 11 ribu VA senilai Rp 150 ribu.
Program ini dapat dinikmati hingga 31 Desember 2022, tanpa terkecuali bagi seluruh pelanggan PLN.
"Biasanya pelanggan harus mengeluarkan biaya sekitar Rp1 juta sampai Rp4 juta untuk tambah daya sampai 11 ribu VA. Harga spesial ini murah sekali, khusus sebagai apresiasi untuk pelanggan-pelanggan yang ikut mendukung program konversi energi pemerintah dengan beralih ke kompor induksi," kata Doddy.
Lebih jauh Doddy mengingatkan, kompor induksi mempunyai banyak kelebihan. Pertama, aman karena terhindar dari bahaya kebocoran gas dan permukaan kompor tidak panas, sehingga aman saat terpegang.
Kedua, hemat dan efisien, karena sistem induksi yang memungkinkan pemanasan lebih merata akan membuat masakan lebih cepat matang.
Ketiga, praktis karena mudah dibersihkan, serta hemat tempat penyimpanan.
Di samping itu, menghitung perbandingan berbasis kalori, 1 kg LPG setara dengan 7 kWh listrik menjadikan harga keekonomian 1 kg LPG yaitu Rp 13.500 yang lebih mahal daripada 7 kWh listrik dengan biaya sekitar Rp 10.250.
"Artinya, harga keekonomian menggunakan LPG lebih mahal Rp 3.250 per kg dibandingkan dengan pemanfaatan listrik," kata Doddy. [Tio]