Kopeklin.id | PT Pupuk Indonesia (Persero) mengimplementasikan aplikasi Retail Management System (RMS) atau Rekan, sistem digital yang mempermudah dan mempercepat kios dalam memproses penjualan pupuk, baik ritel, komersil maupun pupuk bersubsidi.
"Aplikasi Rekan dapat membantu kios dalam memonitor penjualan atau memberikan efisiensi pada urusan pencatatan data transaksi. Bahkan, sistem digital ini mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran pupuk," kata Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia, Panji Winanteya Ruky, Rabu (18/5/2022).
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Ia menjelaskan, penerapan Rekan ini sangat membantu pemilik kios untuk bisa memonitor penjualan, siapa-siapa saja dari para petani yang menjadi pembeli, hingga pencatatan data transaksi lainnya.
Rekan juga dapat diintegrasikan dengan sistem subsidi pupuk milik Kementerian Pertanian dalam Rencana Definitif Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Kelompok secara elektronik (eRDKK), maupun penebusan pupuk bersubsidi oleh para petani.
“Dengan pengembangan aplikasi Rekan diyakini akan memudahkan petani memenuhi kebutuhan pupuknya sehingga diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas hasil tani guna mendukung program ketahanan pangan,” kata Panji.
Baca Juga:
Pupuk Indonesia Grup Salurkan 329 Hewan Kurban Kepada 275 Ribu Masyarakat
Sampai saat ini, Rekan telah diimplementasikan ke 214 kios di Nganjuk, Cirebon, Kukar, Grobogan, Musi Banyuasin, Pidie, dan Gowa. Pupuk Indonesia menargetkan sistem Rekan diimplementasikan oleh 28.000 kios sampai tahun 2024. Adapun target pada tahun 2022, yaitu mengimplementasikan RMS di 5.000 kios.
Setidaknya ada delapan fitur utama Rekan yang sudah diimplementasikan sejak Juli 2021.
Pertama, digitalisasi perbaikan tata kelola dan penyederhanaan proses penebusan pupuk bersubsidi. Kedua, mampu telusuri penyaluran pupuk subsidi di tingkat kios yang berdasarkan nomor induk kependudukan (NIK) para petani dan geo-tagging.
Ketiga, sistem pembayaran yang terintegrasi dengan kartu tani dan metode pembayaran elektronik lainnya. Keempat, menyediakan laporan penebusan dan penagihan secara digital.
Kelima, kemudahan administrasi kios dalam melakukan pencatatan transaksi, pelaporan keuangan, pengelolaan stok, dan manajemen pegawai. Keenam, terdapat mode offline yang bertujuan agar tetap bisa berfungsi pada remote area dengan kualitas sinyal yang kurang baik.
Ketujuh, sistem point of sales penjualan produk non subsidi atau produk-produk lain yang ada di kios. Kedelapan, mempermudah kontrol stok produk dan barang secara realtime.
Rekan yang sudah digunakan oleh para kios akan terhubung dengan sistem monitoring rantai pasok Pupuk Indonesia yaitu Distribution Planning & Control System (DPCS), yang memonitor pergerakan stok pupuk subsidi secara nasional dari pabrik hingga ke tangan konsumen.
"Program ini merupakan sistem terintegrasi untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi, di mana Perseroan dapat memastikan kegiatan distribusi dan stok pupuk nasional secara real time," ujarnya dikutip Antara. [Tio]