Kopeklin.id | PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan empat program berdasarkan pendekatan adaptasi dan mitigasi aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG), untuk mendukung program kampung iklim pemerintah dalam pengurangan emisi karbon.
“Dalam melaksanakan program kampung iklim, Pertamina memfasilitasi multistakeholder dan kolaborasi multilevel dalam mengimplementasikan aksi iklim yang konkret di tingkat lokal, terutama di setiap desa terdekat dari wilayah operasi kami,” kata Corporate Secretary Pertamina Brahmantya Satyamurti Poerwadi dalam talkshow online yang diadakan di Paviliun Indonesia di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) ke-26 di Glasgow, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Empat pendekatan yang dilakukan Pertamina adalah penghijauan untuk meningkatkan dan mempertahankan vegetasi, pengelolaan limbah, pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) serta budidaya pertanian dengan emisi gas rumah kaca yang rendah untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan.
Bekerjasama dengan masyarakat dan pemerintah daerah, Pertamina telah menanam lebih dari 300.000 mangrove serta telah berhasil mendukung kemandirian ekonomi melalui program ekowisata yang telah memberikan dampak sosial ekonomi yang positif kepada lebih dari 3.000 penerima manfaat,” tegas Poerwadi, seraya menambahkan bahwa program tersebut menghasilkan pendapatan kelompok Rp900 juta per tahun.
Program penghijauan tersebut membuktikan komitmen Pertamina dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-15, yaitu perlindungan, restorasi, dan peningkatan ekosistem yang berkelanjutan, pengelolaan kelestarian hutan, restorasi lahan, dan konservasi keanekaragaman hayati.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Sesuai dengan kompetensi intinya di bidang energi, Pertamina mengambil kesempatan untuk meningkatkan kesadaran dan mengintensifkan pemanfaatan potensi sumber EBT yang ada di masyarakat.
Hal ini bertujuan untuk membangun kemandirian energi di tingkat masyarakat serta mengembangkan ekonomi dan penciptaan nilai bagi masyarakat, katanya.
“Sumber energinya bermacam-macam, mulai dari matahari, angin, dan air yang telah tersedia di alam dan mudah ditemukan oleh masyarakat di sekitarnya,” jelasnya dikutip dari listrikindonesia.