Program ini telah menghasilkan lebih dari 4 juta watt-peaklistrik tenaga surya dan pendapatan ekonomi senilai hampir Rp 200 juta per tahun.
Pertamina juga meningkatkan kompetensinya dalam pengelolaan limbah dengan mengubah limbah menjadi energi. Melalui program ini, Pertamina mengembangkan pemanfaatan biogas untuk kebutuhan memasak dan listrik, serta mengubah minyak jelantah menjadi bahan bakar nabati.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
“Program ini dilaksanakan di sejumlah daerah. Pemanfaatan lebih dari 400.000 meter kubik gas metana per tahun diperkirakan akan memberikan nilai tambah bagi lebih dari 5.000 orang,” jelas Poerwadi.
Di sektor pertanian, Pertamina dan masyarakat di wilayah Sumatera membuat program terobosan unik dengan memberdayakan kelompok-kelompok pemadam kebakaran. Program yang dilakukan meliputi pengembangan teknologi pemadaman kebakaran hutan dan lahan, serta pembudidayaan tanaman produktif di lahan gambut.
“Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat telah berhasil melakukan langkah-langkah pencegahan kebakaran hutan. Selain itu, Pertamina juga membantu masyarakat untuk mengembangkan pertanian terpadu,” ungkapnya.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Melalui program yang dilaksanakan di beberapa wilayah operasi dengan total luas lebih dari 100 hektar, Poerwadi mengatakan bahwa program tersebut berdampak positif bagi lebih dari 1.000 penerima manfaat dan juga meningkatkan kelompok pendapatan dengan nilai total lebih dari Rp900 juta per tahun.
“Kami percaya bahwa untuk mencapai target aksi iklim, semua elemen di berbagai tingkatan harus bahu-membahu membangun ketahanan iklim dan meminimalkan emisi gas rumah kaca,” katanya.
Indonesia memiliki target untuk menciptakan 20.000 kampung iklim pada tahun 2024, yang dapat mendorong masyarakat meningkatkan ketahanan iklim melalui aksi adaptasi dan berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca melalui mitigasi. [Tio]