Dia memiliki bayi berusia tujuh minggu dan balita yang sakit, mengatakan keluarganya telah kesulitan tanpa listrik dengan cuaca yang cukup dingin dan rasa dingin lebih terasa, saat harus memberi makan bayi setiap dua jam.
Seorang warga di Pendleton, bernama Irene Amiet mengatakan telah menghabiskan lima malam tanpa listrik, dan air juga tidak tersedia karena rumahnnya menggunakan pompa listrik untuk memperoleh air dari sumur.
Baca Juga:
Sedikitnya 9 Orang Tewas Akibat Terjangan Badai di Australia
Karena hal itu Amiet dan keluarganya harus menimba air dan merebusnya agar memperoleh air hangat, selain itu juga membakar kayu agar rumahnya lebih hangat.
Amiet juga mengatakan bahwa tanpa listrik anak-anaknya harus pergi ke kafe sepulang sekolah untuk mengisi daya perangkat mereka dan mengerjakan tugas rumah.
Dia mengatakan telah diberitahu listrik mereka dapat dipulihkan pada hari Jumat, tetapi Amiet mengatakan mereka kehabisan kayu bakar dan suhu akan semakin dingin.
Baca Juga:
Taiwan Bakal Diterjang Topan Koinu dalam Beberapa Hari Ke Depan
Linda dan Paul Dunk, yang berusia 70-an dan tinggal di dekat desa Torphins di Aberdeenshire, mengatakan pemadaman ini membuat mereka harus mengenakan pakaian sebanyak lima lapis untuk menghangatkan tubuh dan memasak menggunakan kompor kemah.
Karena pasokan listrik yang terputus pelanggan berhak memperoleh kompensasi sebersar 70 pound sterling (Rp1,3 juta) untuk 24 jam pertama padamnya listrik, dan bila kondisinya parah bisa dua kali lipat.
Namun, ada batasan kompensasi hingga 700 pound sterling (Rp13,3 juta), meski tanpa listrik selama seminggu. [Tio]