Kopeklin.id | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis produk layanan Renewable Energy Certificate (REC) PT PLN (Persero) dapat menjadi salah satu solusi konkret untuk mencapai target bauran energi 23 persen atau lebih pada tahun 2025.
Ini terlihat dari kian antusiasnya perusahaan lokal dan global untuk membeli sertifikat energi baru terbarukan dari PLN.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyebutkan bahwa REC menjadi terobosan konkret dari PLN untuk mendorong pemanfaatan EBT di tanah air.
Pemerintah pun mengapresiasi PLN yang mengalokasikan penerimaan dari atribut ini, yang sifatnya premium, untuk mendorong pemanfaatan EBT PLN.
“Ini salah satu inisiatif yang sangat baik untuk jangka pendek. Terima kasih kepada PLN, semoga semakin banyak perusahaan yang beralih ke energi bersih dan memanfaatkan REC ke depan,” ujar Dadan pada acara ‘Signing Ceremony REC Partnership Agreement and Contract‘ di kantor Pusat PLN, Senin (13/12).
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Dia berharap, melalui berbagai inovasi di sektor energi seperti yang dilaksanakan oleh PLN ini, target bauran energi 23 persen pada tahun 2025 dapat tercapai.
Terlebih melihat tren global saat ini yang menuju era dekarbonisasi dalam seluruh prosesnya, produk REC PLN diperkirakan akan semakin disambut baik oleh kalangan industri.
“Kami juga akan segera mengimplementasikan regulasi-regulasi terkait untuk mendorong pemanfaatan EBT. Sekarang sedang kami finalisasi untuk dua regulasi, yang pertama adalah tarif untuk EBT, dan yang kedua terkait pemanfaatan PLTS Atap, tentunya ini akan bekerja sama dengan PLN,” ujar Dadan.