Kopeklin.id | Semburan lumpur di Porong, Sidoarjo, belum berhenti meski telah berlangsung selama 16 tahun.
Namun, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan fakta baru.
Baca Juga:
Jadi Titik Krusial Mudik, Menteri ESDM Pastikan Kesiapan SPKLU di Wilayah Jateng
Berdasar hasil penelitian, lumpur yang menyembur akibat eksplorasi migas oleh PT Lapindo Brantas itu memiliki kandungan rare earth atau logam tanah jarang (LTJ). Jika komposisinya tepat, LTJ bisa dimanfaatkan untuk industri komputer, telekomunikasi, bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik, bahkan nuklir.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono menjelaskan, pihaknya telah melakukan penelitian sejak 2020.
Dari penelitian mendalam yang dilakukan Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi, ditemukan bahwa lumpur yang menyembur akibat kesalahan eksplorasi migas oleh Lapindo Brantas itu tak hanya memiliki logam tanah jarang, tapi juga punya potensi critical raw material yang lebih besar.
Baca Juga:
Tambah Jumlah SPKLU, PLN Antisipasi Lonjakan Pemudik Kendaraan Listrik saat Idulfitri 1446 H
”Secara umum di daerah ini di Sidoarjo memang ada indikasi terkait dengan keberadaan logam tanah jarang ya. Selain itu, ada logam lain, ada critical raw material yang jumlahnya justru lebih besar,” ujarnya.
Eko menyebutkan, pihaknya akan melanjutkan pendalaman terkait temuan tersebut.
Dia berharap penelitian terkait seberapa besar potensi LTJ yang ada di lumpur Lapindo itu bisa rampung pada tahun ini.