“Selain itu pemberian informasi peringatan dini juga kami lakukan melalui aplikasi MAGMA Indonesia (http://magma.vsi.esdm.go.id) yang merupakan aplikasi kebencanaan yang dimiliki oleh badan geologi, website PVMBG yaitu http://vsi.esdm.go.id, dan Grup WA pemantauan Gunungapi Semeru,” papar Andiani.
Masyarakat diimbau agar tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunungapi Semeru dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda, serta instansi terkait lainnya.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
Gunungapi Semeru memiliki tipe strato dengan kubah lava. Puncak tertingginya adalah Mahameru (3.676 mdpl) yang secara administratif terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur.
Aktivitas Gunungapi Semeru saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak tahun 1913. Letusan Gunungapi Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru. Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunungapi Semeru. [Tio]