Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Harris mengatakan, pemerintah akan mencari sumber energi alternatif lainnya untuk memenuhi konsumsi listrik yang mencapai 2.000 terawatt hour (TWh) pada 2050. Ini setelah semua potensi EBT yang ada di Indonesia telah dikembangkan dan diproduksikan.
"Kalau sudah dikembangkan, maka perlu dicari energi alternatif lain sehingga demand listrik tetap terpenuhi. Opsi nuklir juga masih terbuka," kata Harris.
Baca Juga:
Jepang Tegaskan Pelepasan Air Olahan ALPS Fukushima Penuhi Standar Keamanan Internasional
Energi alternatif yang memungkinkan, di antaranya penggunaan teknologi advanced geothermal. Teknologi ini dapat mengoptimalkan panas yang diekstraksi ke permukaan karena menggunakan casing yang memiliki kemampuan lebih baik untuk menyerap panas, dan sirkulasi fluida dilakukan secara tertutup (close system).
Nuklir sebagai pembangkit listrik juga telah masuk dalam prioritas riset nasional 2020-2024. Fokusnya adalah untuk memastikan keamanan dari pengembangan nuklir, baik dari segi lokasi dan pengembangan teknologinya. [Tio]