"Sudah ada 50.000 rumah yang terpasang dengan smart metering dengan jaringan IOT berbasis Lorawan,” ungkap Teguh.
Fungsi smart metering ini antara lain memudahkan pembayaran tagihan listrik dan kepastian biaya yang dibayarkan pelanggan, mencegah penyelewengan akses dan distribusi listrik, serta mengurangi tunggakan tagihan pelanggan.
Baca Juga:
Lewat Aksi Zero Waste Warriors, 18 Ribu Volunteer PLN Berhasil Kumpulkan 170,80 Ton Sampah
Direktur Marketing Miota, Hilman Budiyadi, mengatakan sistem pencatatan perhitungan tagihan pelanggan saat ini masih manual dan konvensional, belum bertransformasi pada sistem yang transparan, terintegrasi dan otomatis yang berbasis data elektronik.
"Sehingga kemungkinan dispute sangat tinggi," jelasnya.
Menurut Hilman permasalahan transparansi perhitungan hanya bisa dijalankan jika kedua belah pihak memiliki kualitas data yang sama, baik dari segi jumlah data maupun akurasinya.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Resmikan 55 Proyek Pembangkit EBT, Termasuk Program Lisdes PLN di Berbagai Wilayah Indonesia
Saat ini teknologi sudah mampu menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu melalui IoT.
Menurutnya, IoT mampu memberikan data dalam jumlah yang besar serta lebih presisi secara kontinu. Data tersebut dengan mudah bisa diakses oleh kedua belah pihak, baik penyedia jasa seperti PLN, PDAM, Gas maupun para pelanggannya.
Salah satu contoh penerapan IoT adalah penggunaan AMI pada perusahaan-perusahaan infrastruktur (listrik, air dan gas).