Program konversi kompor listrik dari kompor gas elpiji memang masih menuai perdebatan, terutama terkait tingkat biaya konsumsi energi dari kompor induksi yang akan dikeluarkan oleh pengguna.
Terkait perbandingan kompor listrik dan kompor gas, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa memasak menggunakan kompor induksi bisa lebih hemat 10 hingga 15 persen dibandingkan menggunakan kompor gas elpiji.
Baca Juga:
Bersama Timpora Kantor Imigrasi, Pemerintah Kota Bekasi Siap Awasi Pergerakan Warga Asing
Darmawan juga merinci penggunaannya. Menurutnya, harga elpiji per kilogram saat ini mencapai Rp 4.250. Harga tersebut naik setelah didistribusikan kepada masyarakat menjadi Rp 5.250 per kg.
"Kalau sesuai Kepmen harganya dilepas Rp 4.250. Tentu saja ada rantai pasok dengan rata rata Rp 5250 per kg," katanya.
Dari harga keekonomian, harga gas elpiji 3 kg sebesar Rp 19.698 per kg. Sedangkan harga dari subsidi pemerintah adalah Rp 4.250 per kg.
Baca Juga:
Menko Marves Sebut Prabowo Umumkan Susunan Kabinet 21 Oktober
Dengan rantai pasok hingga ke masyarakat harga elpiji 3 kg mencapai Rp 5.250 per kg, sehingga pemerintah memberikan subsidi senilai Rp 15.448 per kg.
Sedangkan harga keekonomian listrik untuk kompor induksi yakni Rp 11.792 per kg listrik atau ekuivalen dengan sekitar 7,18 Kwh.
PLN melepas biaya listrik untuk memasak ekivalen Rp 4.550 yang dibayar masyarakat. Artinya per kalori memasak dibandingkan dengan elpiji akan lebih murah Rp 720.