PLN pun sudah berdiskusi dengan PT PAL mengenai hal ini. Pemetaan potensi arus laut dan ombak yang bisa dijadikan arus listrik dilakukan bersama sama.
“Juga kita kaitkan dengan di mana demand berada. Kita juga membahas bersama PT PAL soal pencanangan teknologinya seperti apa,” ujar Darmawan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Hal ini juga sebagai langkah penerjemahan dari RUPTL Hijau yang ada saat ini. Tahun depan ada program de-dieselisasi yang berada di 2.100 titik di Indonesia yang bisa digantikan energi berbasis arus laut dan ombak.
“Kita akan petakan dari RUPTL, kita ubah menjadi program yang kita laksanakan. Saya arahkan ke dalam apa saja programnya. Kita bangun sinergi antar BUMN,” ujar Darmawan.
Kaharuddin menjelaskan saat ini kapasitas dan kemampuan PT PAL untuk bisa mengembangkan maritim Indonesia sangat mumpuni.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Oleh karena itu, pengembangan potensi arus laut dan ombak untuk menjadi energi listrik bisa dikembangkan bersama.
“Itu sangat memungkinkan. Kemampuan design dan manufacturing cukup untuk melaksanakan itu semua,” ujar Kaharuddin. [Tio]