Kopeklin.WanaNews.co | Proyek kerjasama pembangunan infrastruktur kereta cepat Jakarta Bandung mengalami banyak kendala.
Belum genap dua tahun terhitung sejak 2020, proyek sudah mengalami cost overrun dari Rp 86,67 triliun menjadi Rp 114,24 triliun.
Baca Juga:
Kereta Cepat Whoosh Jadi Transportasi Penghubung Piala Dunia U-17 Jakarta-Bandung
Melansir dari tempo.co, penyebab utama adalah konstruksi atau EPC dan pembebasan lahan.
Pembebasan lahan untuk proyek sepur cepat sulit karena jalur yang dilalui sangat luas dan melewati daerah komersial.
Juga, karena biaya pendanaan atau financing cost. Keterlambatan proyek menyebabkan beban keuangan berupa bunga selama konstruksi membengkak. Biaya head office dan praoperasi pun melar.
Baca Juga:
Tarif Kereta Cepat Jakarta Bandung Masih Gratis hingga Pertengahan Oktober
“Misal pengadaan lahan, memakan cukup banyak waktu hingga membuat harga tanah yang dibebaskan turut naik. Lalu, soal geologis, pandemi COVID-19, penggunaan frekuensi GSM-R, dan instalasi listrik,” kata GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Rahadian Ratry pada April 2022.
China Development Bank (CBD) bahkan meminta Pemerintah Indonesia ikut menanggung cost overrun tersebut. Padahal, kesepakatan awal, China bersedia menanggung 75 persen pembiayaan.
Anggaran tersebut akan dikucurkan oleh lembaga finansial China.