Hingga kini terdapat 328 pemilik izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi nikel. Pemegang IUP itu tersebar di sejumlah wilayah timur Indonesia. APNI mencatat 44 IUP tersebar di Maluku Utara, 123 IUP di Sulawesi Tengah, 133 IUP di Sulawesi Tenggara serta 5 IUP di Sulawesi Selatan.
Hingga kini setidaknya terdapat 25 smelter yang telah beroperasi di Indonesia. Pemerintah menargetkan setidaknya terdapat 98 smelter hingga 2025. 41 perusahaan masih dalam masa konstruksi dan 32 lainnya dalam perencanaan.
Baca Juga:
Soal Nikel Indonesia Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kalah Lagi!
APNI menghitung total kapasitas produksi smelter existing di dalam negeri mencapai 12,7 juta ton dengan produk awal mencapai 7,0 juta ton dan produk lanjutan mencapai 5,7 juta ton.
Asosiasi juga merekam produksi nikel olahan hingga menjelang akhir tahun ini mencapai 2 juta ton. Jumlah ini terbagi atas produk nickel pig iron 664.746 ton, ferro nickel 1,30 juta ton serta nickel matte 72.785 ton.
Angka ini diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun ini. Mineral One Data Indonesia (MODI) memerinci dari kisaran produksi tersebut, 73,7 persen atau 73.563 ton nickel pig iron telah terjual.
Baca Juga:
Industri Hilir Sawit Siap Menuju Net Zero Emission
Kemudian 62,09 persen produksi ferro nickel atau 949.887 ton terjual serta nickel matte telah terjual 63.389 ton dari produksi. [Tio]