Target itu dipatok untuk mempercepat program transisi energi bersih sembari menekan impor dan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang terlanjur lebar cukup besar pada tahun ini.
Adapun ESDM turut menargetkan konversi motor BBM ke motor listrik sebanyak 1.000 unit pada tahun ini. Rencananya, bakal terdapat 13 juta motor listrik dari motor listrik baru maupun hasil konversi pada tahun 2030.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) meminta dukungan Komisi VII DPR RI untuk mengalihkan subsidi energi seperti bahan bakar minyak (BBM) pada pengadaan baterai kendaraan listrik di tingkat konsumen.
Direktur Utama PT IBC Toto Nugroho mengatakan pengalihan subsidi energi berbasis fosil itu mesti dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur serta pembelian kendaraan listrik di tengah pembentukan industri baterai dalam negeri.
Menurut Toto, insentif pada sisi konsumen dan produsen kendaraan serta baterai listrik itu sudah mulai dilakukan oleh sejumlah negara maju.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Misalkan, dia mencontoh, China dan Taiwan mengalihkan alokasi belanja impor BBM mereka untuk subsidi pembelian baterai kendaraan listrik.
“Bagaimana subsidi-subsidi yang sekarang untuk impor BBM sebenarnya di negara lain dialihkan untuk mempercepat kendaraan listrik, itu salah satu tantangan ke depan yang cukup signifikan,” kata Toto saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (19/9/2022).
Toto mengatakan manuver sejumlah negara yang belakangan mulai mengalihkan subsidi energi mereka pada baterai dan kendaraan listrik ikut mengerek tingkat pembelian transportasi berbasis setrum tersebut.