Dia menyatakan, tidak semua warga berkumpul di masjid. Sebab, saat itu banyak yang melakukan aktivitas masing-masing. Ada warga yang ditangkap saat makan di sekitar kantor kecamatan. Ada pula ibu-ibu yang baru pulang dari pasar, pintu rumahnya digedor, lalu ditangkap.
”Yang lebih menakutkan, polisi masuk ke rumah warga secara paksa,” ungkapnya.
Baca Juga:
Aparat Gabungan Lepas Spanduk Penolakan Tambang di Desa Wadas
Rumah warga diobrak-abrik dan alat pertanian yang disimpan di rumah diambil, termasuk sabit. Dia menyebut hampir semua warga Desa Wadas bekerja sebagai petani.
”Tentu saja semua warga punya alat pertanian semacam itu,” katanya.
Kondisi yang begitu mengintimidasi tersebut membuat ibu-ibu ketakutan. Akhirnya, ada beberapa ibu yang pingsan dan kejang-kejang.
Baca Juga:
Menteri ESDM Sebut Tambang di Desa Wadas Tak Perlu Izin!
”Ketakutan karena dikepung polisi di masjid,” jelasnya.
Pengepungan berlangsung hingga pukul 17.00. Hampir seharian dan warga tidak makan. Warga yang ingin menembus kepungan itu justru ditangkap.
”Padahal, mereka harus mengurus anak di rumah. Ada juga yang meninggalkan ternaknya,” ujarnya.