Efek jangka pendek pada korban yaitu merasakan terlukanya harga diri. Ia akan terus bertanya-tanya mengapa mantan pasangan meninggalkannya.
Ia pun tak ragu menyalahkan diri atas kejadian yang terjadi. Padahal jika dilihat dari hasil penelitian, penyebab ghosting muncul dari orang yang melakukan ghosting daripada korban.
Baca Juga:
Aktivitas yang Sebaiknya Dilakukan Usai Putus Cinta
Sedangkan efek jangka panjangnya bisa menimbulkan perasaan tidak percaya yang berkembang dari waktu ke waktu.
Dalam beberapa kasus hal ini dapat meluas ke hubungan di masa depan. Pengalaman seperti itu sering memicu penolakan dalam menjalin hubungan baru, menyalahkan diri sendiri, dan perasaan rendah diri.
Tidak hanya korban, ada juga konsekuensi psikologis bagi mereka yang melakukan ghosting. Sekitar 50 persen dari mereka yang melakukan ghosting terhadap orang lain sering dirundung perasaan bersalah dan penyesalan.
Baca Juga:
Pemkab Karo dan Forkopimda Peringati Hari Bela Negara ke-75, Tingkatkan Rasa Cinta Tanah Air
Temuan juga menunjukkan bahwa ketika orang sering memanfaatkan ghosting sebagai cara mengakhiri hubungan, maka teknik ini akan terjadi secara berulang.
Ini berpotensi menghambat pertumbuhan kepribadian seseorang karena ia merasa asing dengan kejujuran dan teknik menghilang jadi nyaman dilakukan untuk menghindari menyakiti perasaan seseorang.
Untuk memutuskan komunikasi, ghosting memang bisa jadi hal mudah dibandingkan harus menghadapi tantangan dan ketidaknyamanan saat harus memutuskan hubungan secara langsung.